Jangan
pernah coba-coba mencari masalah dengan para anggota pasukan elite Komando
Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat. Usai jadi sasaran
penembakan gerombolan pemberontak, puluhan prajurit
TNI dari satuan
Kopassus berhasil melakukan misi pembalasan.
Peristiwa
ini dialami oleh sejumlah anggota Kopassus TNI Angkatan Darat yang tengah
bertugas di Kongo pad 1962. Anggota Kopassus itu tergabung dalam kontingen
Pasukan Garuda III.
Saat
tengah berada di markas di wilayah Albertville, anggota Kopassus yang menjadi
bagian Pasukan Perdamaian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) tiba-tiba menjadi
sasaran serangan kelompok Pemberontak Simba, di bawah pimpinan Christophe
Gbenye.
Meskipun menjadi sasaran
penembakan, anggota Kopassus Pasukan Garuda III sama sekali tidak mundur. Usai
baku tembak, personel Kopassus Pasukan Garuda III berhasil memukul mundur
sejumlah Pemberontak Simba.
Tak berhenti sampai di situ,
anggota Kopassus Pasukan Garuda III pun menyusun rencana untuk melakukan
pengejaran hingga ke markas pemberontak di Lembah Kematian, atau yang dikenal
juga dengan No Mans Land, atau daerah yang tak bertuan.
30
orang anggota Kopassus yang saat itu masih bernama Resimen Para Komando
Angkatan Darat (RPKAD), melakukan perjalanan jarak jauh dengan melakukan
penyamaran.
Para
anggota Kopassus ini menggosokkan arang ke seluruh tubuh, agar kulitnya tampak
terlihat hitam seperti warna kulit orang Afrika. Sementara itu, ada pula
prajurit Kopassus yang menyamar sebagai seorang wanita yang memikul bakul
sayuran, dan membawa hewan ternak.
Di
tengah perjalanan, para anggota Kopassus ini mengetahui bahwa para peberontak
sangat takut dengan mitos Hantu Putih (Les Spiritesses). Dengan segera, para
anggota Kopassus ini pun langsung mengubah penyamaran dengan menggunakan kain
putih yang bisa mengembang bila tertiup angin.
Benar
saja, taktik penyamaran ini membuat para Pemberontak Simba di markasnya
ketakutan.
Hanya
dalam waktu setengah jam atau 30 menit, para anggota Kopassus berhasil membuat
3 ribu anggota pemberontak menyerah dan menguasai markas mereka. Di sisi lain,
satu anggota Kopassus hanya menderita luka ringan akibat pecahan proyektil
granat.
Panglima
Pasukan Perdamaian PBB di Kongo, Letnan Jenderal (Letjen)
Kagebe Ngeso, dibuat takjub dengan aksi pasukan Kopassus. Kagebe menganggap
anggota Kopassus sinting, tapi penuh dengan perhitungan.
Komentar
Posting Komentar